DUNIABOLAINDO.COM – Rans Nusantara FC menjadi tim dengan tren terburuk di zona degradasi, berpotensi turun kasta yang seharusnya dijalani sejak musim lalu.
Klub sepakbola Rans Nusantara FC yang diproyeksikan oleh Raffi Ahmad sebagai salah satu proyek ambisiusnya, Namun Rans Nusantara FC Proyek Gagal Raffi Ahmad dan mengalami masa sulit dengan dua musim berturut-turut terbenam di zona degradasi. Keberhasilan yang tidak kunjung datang telah menandai proyek yang diharapkan menjadi sorotan positif dalam dunia sepakbola Tanah Air.
Raffi Ahmad, seorang figur ternama di industri hiburan Indonesia, memasuki dunia olahraga dengan membawa semangat dan ambisi besar melalui proyek Rans Nusantara FC. Namun, realitas di lapangan tidak selalu sejalan dengan harapan, dan klub yang diasuhnya telah terjerumus ke dalam zona degradasi selama dua musim berturut-turut.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan proyek Rans Nusantara FC di bawah kepemimpinan Raffi Ahmad. Beban dan tekanan untuk keluar dari zona degradasi semakin terasa berat bagi klub ini, sementara ekspektasi publik yang tinggi semakin menjadi beban tambahan bagi tim dan manajemen.
Kritik dan analisis terhadap performa Rans Nusantara FC di musim-musim terakhir telah meruncing, dengan sorotan terhadap faktor-faktor yang menyebabkan klub ini terus berjuang di posisi terbawah klasemen. Pengaruh manajemen, rekrutmen pemain, dan strategi tim menjadi fokus utama dalam upaya mencari solusi atas tren negatif yang sedang dialami klub.
Reaksi dari para suporter dan pengamat sepakbola pun bermacam-macam, dengan beberapa mengekspresikan kekecewaan atas kinerja klub, sementara yang lain masih memberikan dukungan dan harapan atas kemungkinan perbaikan di masa depan. Masa depan Rans Nusantara FC dan proyek yang dibawakan oleh Raffi Ahmad menjadi tanda tanya besar dalam perjalanan klub ini di kompetisi sepakbola Tanah Air.
Raffi Ahmad punya sederet kisah sukses, tetapi Rans Nusantara FC jelas bukan salah satunya.
Klub berjuluk The Phoenix itu mengambil nama dari Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, dua pesohor cum konglomerat negeri ini.
Rans mengawali kisah sukses sejak Liga 2 2021/22, saat mereka langsung meraih promosi ke kasta tertinggi.
Namun di level Liga 1, mereka hanya klub anak bawang.
Pada musim pertama di Liga 1 2023/24, Rans menjadi klub dengan raihan poin terburuk sehingga menjadi juru kunci klasemen.
Hilman Syah dkk hanya meraih 19 poin, berjarak 14 poin dari tim di atas mereka Dewa United!
Andai tak ada tragedi Kanjuruhan dan PSSI memberlakukan degradasi, Rans harus turun kasta.
Kesempatan kedua hidup di kasta tertinggi pada mulanya dilakoni dengan penuh introspeksi.
